Rabu, 01 Desember 2010

menyontek

Mencontek,kegiatan "lazim" yang selalu dibilang tidak wajar. Lagi berbicara tentang hal ini pasti cukup familiar dan membosankan bukan? Tapi, ada hal yang sedang terpikir tentang kegiatan menyontek ini. Saat tidak dapat mengerjakan soal ujian, lebih baik mana antara anak yang tidak bisa dan hanya pasrah berdiam diri karena memang tidak bisa mengerjakannya atau anak yang tidak bisa tetapi punya semangat untuk mencari jawaban lewat contekan? Kalau di kenyataan, dalam hal lain, orang lebih suka orang yang tidak bisa tapi mau berusaha menyelesaikannya bukan? Jadi mana yang lebih baik? Logika yang tidak dapat dicampur antara usaha dan belajar? karena satu nya kegiatan belajar dan orang sedang berusaha menanamkan sifat jujur? Benar itu jawabannya menurutku. Tapi bukankah yang ia pelajari bukan hanya kejujuran, tapi menjadi diam jika tidak dapat mengerjakan.
nilai lah sendiri. :)

Selasa, 23 November 2010

the adventure of snail

Barusan membuka website national geography, lihat foto-foto nya, dan sepintas melihat foto siput. Siput, hewan ini menjadi begitu menarik karena Gary the snail, hewan peliharaan Spongebob Squarepants, (paling tidak menarik buat ku,haha). Dulu pas masih kecil, musim masih banyak sekali siput di sekitar rumah ku, ada seekor siput yang berjalan di tengah jalan raya depan rumah. Langsung saja ku pindahkan siput itu ke pinggir jalan. Mama ku langsung bilang, kalo jangan dipindahkan, si siput sudah susah-susah jalan buat menyebrang ke sebelah. Jadinya, ku ambil dan ku pindah kan lagi ke jalan di sebrang nya lagi, hitung-hitung membantu si siput supaya jangan digilas kendaraan yang lewat,yah, paling tidak itu pikiran ku saat itu. Kemudian, tiba di saat aku sedang gemar-gemar nya membaca anekdot-anekdot dan kisah-kisah seperti komik nya konfusius (cailah, gambarnya bulat-bulat, biar kata saat itu tidak mengerti apa ceritanya, yang penting hobi karena memang gambarnya menarik buat dilihat, hahaha), ada suatu cerita tentang betapa kerasnya perjuangan seekor siput untuk menyebrang jalan setapak, si siput tidak perlu dibantu, karena ia "menikmati" perjuangannya untuk sampai ke seberang jalan dan karena memang itu jalan yang harus ia tempuh dan ia lakukan meskipun ada kemungkinan dapat mati saat menyeberang jalan itu. Jika berhasil sampai ke seberang jalan, ia akan mendapat "tabungan" kisah keberhasilan dalam hidup si siput yang mungkin tidak seberapa bagi diri nya (sudah bolak-balik mungkin setiap hari langgar jalan,haha). Jika gagal, si siput hanya akan menjadi kisah "rata dengan aspal", seperti yang kadang ku temukan dulu. Kesimpulan? Jalani hidup dengan melakukan atau beraksi, jangan hanya duduk dan berangan-angan. Kalau saja si siput bisa berangan-angan (mungkin bisa?) dan berpikir resiko tergilas, ia tidak akan sampai di seberang jalan. Ia hanya berkisar di sisi jalan yang sama dan tidak bergerak kemana-mana dan hanya itu-itu saja dunia nya, bagi nya, sisi jalan ia berada adalah dunia. Setelah menyeberang jalan, si siput sadar bahwa dunia lebih daripada itu. Yah, ini lah bedanya, si siput tidak berpikir macam-macam dan hanya menjalani dunia nya sedangkan manusia mikir kemana-mana sampai tidak bisa jalan melihat dunia yang lebih luas dalam hidup nya dan merasa takut untuk "hidup".
Sekarang, di sekitar rumah sudah tidak ada lagi siput-siput. Sejak SMP kelas 2, siput-siput sudah menghilang entah kemana. Mungkin sudah pada migrasi karena musim hujan yang sudah tidak teratur dan daerah sekitar rumah yang sudah tidak sesubur dan selembab dulu. Kondisi nya lebih gersang. Yah, bisa dibilang kangen juga sama siput-siput itu.

Rabu, 27 Oktober 2010

Bunuh Diri

Halo, ada yang berniat bunuh diri tapi masih takut? Mungkin ini sedikit solusi nya. Jadilah orang yang tidak egois dengan selalu memikirkan kepentingan orang lain (kepentingan loh,bukan kebaikan). Selalu mengalah pada kemauan orang meskipun tidak ingin melakukannya. Jadilah orang polos yang selalu iya-iyo meskipun mengerti sedang dijahati orang lain seperti di sinetron-sinetron. Selalu minta maaf meskipun tidak membuat kesalahan apapun sampai memohon-mohon bila perlu. Jangan lindungi diri mu. Jangan jadi diri mu sendiri. Jangan minta pertolongan pada diri mu dan pada orang lain.
Dan,taraaaa....
Kamu akan melihat orang-orang membunuh mu secara perlahan disertai ada sedikit kebaikan-kebaikan yang mampir yang mungkin akan mengubah keinginan mu untuk bunuh diri. Karena memang pada dasar nya,orang ingin bunuh diri tapi masih takut melakukannya tidak berniat untuk mati. Percaya atau tidak, orang-orang akan membunuh mu perlahan lewat kata-kata dan tindakan mereka. Terlalu ekstrim ha? yah,ini masih sangat perlu dipikirkan lagi.

Senin, 09 Agustus 2010

Bumi masih berputar dan terimakasih

Bicara tentang perilaku orang memang tidak ada habis nya. Kadang jika berbicara tentang kelakuan si ini atau si itu, rasa nya menjadi tidak begitu nyaman, karena yang tidak disukai itu sesuatu yang familiar, karena mungkin pernah dilakukan sendiri? Dan,bagaimana pun, perlu diceritakan. Motif nya memang ada banyak, entah untuk mengeluh, instropeksi, niat mencela, atau lain sebagainya. Dan kali ini motif nya untuk hanya sekedar bercerita,ya, itu motif nya.haha
Mulai.
ok, apa pendapat Anda kalau seseorang, termasuk teman Anda berbuat baik, selalu memberi sesuatu seperti barang atau perhatian yang bahkan tidak Anda minta? Dan dalam kasus tidak meminta dengan alasan Anda dapat melakukan sendiri atau kebutuhan sudah Anda penuhi atau Anda memang tidak sedang butuh hal itu. Dan pada akhirnya, saat-saat tertentu, ia meminta "balas-budi" dengan "menyuruh-nyuruh" atau menuntut Anda melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan pada Anda tapi dalam konteks memenuhi kebutuhannya. Entah lah, apa dilakukan secara sadar atau tidak sadar tindakan itu.( Ini pendapat dari salah satu sisi, mungkin ia tidak bermaksud seperti itu?)
Dilanjutkan dengan komentar
Cukup membingungkan sebenarnya. Kalau ditolak permintaannya, dia hanya akan bilang kalau tidak mau jadi temannya, merasa tidak nyaman atau tidak suka, bilang biar tidak perlu berteman lagi. Ya, tebakan ide tentang pernyataan singkat seseorang. Hellooo, pernyataan penolakan satu permintaan tidak berarti bermaksud sejauh itu,bukan? Hampir saja timbul celetukan :"manja" untuk nya tapi yah,daripada muncul ide-ide liar yang lebih jauh dari nya, tidak jadi terucap kata itu.
Ok, kenapa tidak langsung memberi tahu kepada orangnya? yak, berulang kali mencoba memberi tahu tapi mengingat pemikiran nya yang suka melanglang buana, daripada kehilangan teman, lebih baik diam, selama masih dalam batas yang ada dan sesuai kemampuan menampung, tidak apa-apa lah. Dan tidak dapat dipungkiri, kadang seperti simbiosis komensalisme dan mutualisme. Dan yang terpenting, dia orang baik, diluar itu, tindakan nya tidak ada yang buruk (selama dalam pengamatan. Dikatakan seperti itu karena memang tidak ada yang dapat mengenal seseorang sepenuhnya selain diri nya sendiri kan?). Cukup rugi jika kehilangan satu orang baik yang menjadi teman, meskipun kadang memang terasa tidak nyaman karena tingkah-tingkah nya yang tidak sesuai dengan batas privasi yang sudah dibuat. Keluar dari perhitungan untung-rugi, well, baik-baik saja dengan semua orang, mencoba berteman dengan semua orang. ya, hanya seperti itu.
Selesai
Semoga buat yang baca tulisan ini dapat manfaat, biar sedikit dan secuil.
heiho,bye

Jumat, 28 Mei 2010

"Tidak sesederhana itu"

Ada yang pernah bilang, "Hal ini tidak bisa dipikirkan seperti itu. Masalah seperti ini tidak bisa diselesaikan dengan sesederhana itu". Pertanyaan yang timbul, kerumitan seperti apa? Kenapa tidak dapat dijelaskan kerumitan yang dimaksud (dengan alasan : yang diajak bicara masih belum bisa memahami karena belum pernah mengalaminya)? Bagaimana bisa paham (yang diajak bicara) jika bahkan untuk mencoba menjelaskan saja tidak mau? Padahal dengan bangga para pembicara mendeklarasikan bahwa sumber masalah nya adalah tidak komunikasi. Lucu sebenarnya. Hal yang memang seharusnya bisa diselesaikan dengan mudah dibuat menjadi rumit. Toh hal benar sebagai patokan sudah jelas benar dan sederhana, lalu kenapa harus memilih hal yang berlarut-larut dan tidak jelas kapan selesai nya? Apa yang sedang dijaga? Apa yang sedang ingin dicapai? Andai kata sesuatu yang benar itu salah, apa salah nya menjadi sedikit bijaksana untuk mengakui yang salah sebagai benar demi menjaga sesuatu yang lebih berharga? Jika dibalik, kenapa tidak diri sendiri yang menjadi "bijaksana" dengan merelakan membenarkan yang salah? Kembali lagi pada pertimbangan mana yang memiliki "keuntungan" lebih banyak untuk mencapai keadaan yang lebih baik. Mungkin slogan iklan "yang gag penting itu penting" ada benarnya. Toh setiap orang punya kepetingan untuk diri nya sendiri. Sudah seperti kisah sinetron, sesuatu yang seharusnya selesai dibuat berlarut-larut.

Selasa, 02 Februari 2010

Jalani saja

Sepi. Kadang memang seperti itu, sendirian memang terasa lebih aman tetapi terasa sepi. Soal rasa-merasakan memang tidak ada habisnya. Merasa kesepian kadang bisa membuat hidup serasa monoton. Penyebabnya, rasa kesepian itu membuat malas untuk melakukan apapun, menonton tv pun cenderung hanya menatap gambar bergerak tersebut dengan tatapan kosong. Memang, berasa tampak seperti orang di ftv-ftv yang baru patah hati. Kalau sudah begini, obatnya hanya mendorong diri sendiri untuk melakukan sesuatu, melakukan hal-hal yang memang sudah menjadi kewajiban. Kalau masih awal terasa berat, itu biasa, mulai saja lagi dengan berkumpul dan mendengar percakapan orang lain. Coba lah tertawa jika orang lain tertawa. Perlahan dengan sendirinya, rasa humor akan datang dengan sendirinya. Kerjakan kewajiban (meskipun terasa malas) seperti seakan hal tersebut hal yang menarik. Jika pikiran sudah bisa menerima bahwa hal tersebut menarik, hal tersebut akan menjadi menarik.
Menurut pengalaman sendiri, tindakan dipengaruhi oleh pikiran. Pikiran sendiri dapat di"set" oleh kemauan. Tentang bahagia, tidak perlu dicari caranya. Kalau memang ingin bahagia, ya bahagia saja, hanya itu. Seseorang menjadi seperti apa yang dipikirkannya.